Minggu, 26 Juli 2020

Dunia Super Rempong

DUNIA SUPER REMPONG

HERLIN VARIANI

Guru SDN 11 Padang Sibusuk

 

Hiruk pikuk dunia yang penuh intrik tak jarang memekakkan telinga dan menyesakkan dada. Kisruh di hati yang kadang tak dapat dihindari efek dari carut marut dunia saat ini. Dunia yang semankin hari semankin tampak aneh dan kian asing. Dalam waktu singkat seseorang  bisa saja meraih popularitas hanya karena sebuah statement tidak penting atau sebuah tindakan-tindakan aneh yang merajai media sosial.

Hari ini tidak terlalu dibutuhkan lagi kecerdasan akademis atau alasan yang bersifat ilmiah untuk menjadi terkenal dan meraih ribuan jempol di dunia super ajaib yang sedang kita jalani ini. Tidak harus punya prestasi yang membanggakan untuk dikenal. Cukup menjadi orang aneh,lalu viralkan maka nama tokoh yang berprilaku aneh ini akan tenar dalam sekejap. Walaupun tak dapat dipunkiri ketenaran yang didapat dalam sekejap juga akan raib dalam waktu sekejap.

Selain itu, dizaman yang bisa dikatakan super rempong ini, yang lebih ajaibnya lagi para komentator selalu bermunculan mengawali setiap peristiwa yang ada. Baik itu peristiwa besar yang mengguncang negeri maupun peristiwa kecil yang sebenarnya tak berarti bisa memunculkan komentator-komentator yang menghiasi layar kaca anda. Para komentator ini akan berbicara dengan lantang dan mimik wajah cerdas. Entah yang dikatakannya itu benar dan memiliki dasar keilmuan yang jelas ataupun hanya sebuah opini publik yang dibangun sesukanya, tetap pembicaraan mereka membuat insan yang memandang terpana dan terpaku. Mata menatap dengan khusuknya, tubuh tak bergerak menyaksikan sikomentator di dunia super rempong ini berbicara. Begitu luar biasanya sikomentator ini menyedot perhatian dan membius sipenonton.

Komentar yang dikeluarkan oleh mereka bisa membuat kening berkerut, hati bertanya, pikranpun berlarian. Ada juga yang tersenyum simpul karena merasa sejalan atau merasa diuntungkan oleh sikomentator yang sedang tersenyum manis saat wajahnya disorot kamera. Ada kalanya komentar yang dilontarkan menyesakkan dada dan melahirkan penolakan keras dari nurani. Namun sipendengar tak bisa berbuat apa-apa selain menggerutu dan melengus jengkel.

Seperti itulah kira-kira salah satu gambaran dari dunia super rempong yang dipenuhi oleh sikomentator super populer yang sedang kita jalani. Dalam kehidupan sehari-haripun tak jarang sikomentator menjadi penghias langkah dalam kehidupan ini. Kehadiran sikomentor dengan suara-suara yang menurutnya merdu itu cukup membuat hidup di dunia super rempong ini berwarna.

Komentar-komentar yang berseliweran dari mulut mereka tak jarang membuat semangat dan langkah sipendengar pasang surut. Riak-riak kecilpun singgah dihati ketika yang dikeluarkan dari bibir seksi mereka begitu pedas dan menohok begitu dalam. Bak anak panah meluncur dengan derasnya menemui sasaran yang mematikan. Namun sikomentator tak pernah peduli dengan efek menyakitkan yang terjadi pada korban yang terus berjatuhan akibat panah-panah beracun yang telah dikeluarkan dari lisannya. Komentar-komentar sakti terus diluncurkan tanpa peduli apakah yang mereka tebarkan itu adalah berlian yang membuat mata nyaman setiap kali memandang. Atau nasnya itu adalah sekelompok virus yang bisa mematikan individu, sebuah komunitas bahkan sebuah negeri sekalipun.

Sasaran mereka bisa siapa saja. Orang pintar atau tidak cerdas, kaya atau miskin, benar atau baik, tokoh kehidupan antagonis, protagonis, peran pembantu sekalipun bisa menjadi sasaran empuk untuk digoreng oleh para komentator diberbagai media dunia super rempong ini.

Apapun itu semuanya bisa menjadi hangat dan trending topik walaupun itu tidak penting.

Kondisi seperti ini jangan sampai melemahkan kita. Disinilah peran penting prinsip hidup yang kita pakai. Selagi prinsip itu tidak bertentangan dengan keyakinan dan agama yang kita anut serta tidak berlawanan dengan norma yang berlaku ditengah masyarakat tetaplah berjalan dengan prinsip itu. Jangan pernah berjalan sesuai arah angin. Karena itu akan menghancurkan kita. Komentar-komentar tidak jelas dari tokoh-tokoh yang menurut media hari ini keren tak perlu didengarkan apalagi sampai menjadi sandaran hidup. Kecuali jika komentar itu berdasar dan tidak bertentangan dengan syari’at kita.

Jadikan itu sebagai nasehat dan evaluasi diri sebagai wahana untuk membangun diri menjadi pribadi yang jauh lebih baik, lebih kuat dan lebih tangguh dalam menghadapi pergulatan hidup di dunia super rempong ini.

Fenomena dunia super rempong yang dipenuhi komentator ini tidak hanya terjadi pada saat ini saja. Dari zaman ke zaman ini sebenarnya sudah pernah terjadi. Kalau kita mau sedikit flash back ke masa lalu. Ada sebuah kisah yang sangat masyur bercerita tentang sosok pribadi super istimewa hingga namanya diabadikan menjadi sebuah nama surat dalam Al Qur’an yakni Luqman Al Hakim. Dalam sebuah riwayat dikisahkan suatu hari Luqman Al-Hakim pergi ke pasar bersama anaknya menaiki seekor keledai. Saat itu Luqman menaiki punggung keledai sementara anaknya mengikuti dibelakang sambil berjalan kaki. Melihat kejadian ini langsung sikomentator yang melihat berkomentar,

“Lihat, itu orang tua tidak kasihan pada anaknya. Dia duduk dengan enak dipunggung keledai sedangkan anaknya berjalan kaki.”

Mendengar ini, Luqman segera turun dari punggung keledai dan menaikkan anaknya dan ia sendiri berjalan kaki. Inipun menuai komentar dari komentator lainnya.

“Hai, lihat itu.Ada anak yang kurang ajar. Dian enak-enakan naik keledai orang tuanya disuruh berjalan kaki.”

Mendengar ini, Luqman akhirnya naik kepunggung keledai bersama anaknya. Ternyata hal inipun tak luput dari komentar para komentator di pasar yang menyatakan ada dua orang manusia yang tidak punya rasa kasihan terhadap binatang bahkan sangat dzolim. Keledai yang begitu kecil dianiki oleh dua orang. Namun hal ini tidak membuat Luqman marah malahan memberikan nasehat indah pada anaknya dalam perjalanan pulang tentang keusilan sikomentator yang mereka temui.

Luqman menyampaikan pada anaknya, bahwa kita tidak akan terlepas dari gunjingan dan komentar orang lain.Orang yang berakal tidak akan mengambil pertimbangan melainkan hanya pada Allah. Barang siapa yang mendapat petunjuk kebenaran dari Allah, itulah pertimbangannya dalam mengambil keputusan.

Disini ada pelajaran besar yang bisa kita ambil. Tak perlulah larut dengan komentar dari tokoh komentator, tapi hiduplah berdasarkan prinsip yang kita yakini. Cukup Allah dan kebenaran saja yang menjadi sandaran dan landasan hidup kita.Allahu’alam bisshawab.

NB : Muat di Koran Singgalang, Senin 8 Januari 2018

1 komentar: