Selasa, 28 Juli 2020

Positive Writing


Oleh : Herlin Variani,S.Pd.


“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR.Ahmad)


Kilas balik dari beberapa tulisan sederhana yang telah disebar di media sosial, saya melihat sesuatu yang dapat ditarik sebagai bahan pelajaran. Buah pemikiran yang telah diungkapkan melalui rangkaian kata itu memiliki tema dan nuansa berbeda. Mulai dari pengalaman pribadi hingga cerita lucu saya coba torehkan. Semua itu menuai respon yang begitu variatif dari pembaca.
Ternyata cerita yang mengundang gelak tawa lebih diminati. Jumlah like pada kisah kocak menempati posisi puncak. Bahkan pesan pribadi berdatangan melalui media sosial yang saya punya. Para sahabat memberikan respon positif  dan dukungan penuh.
“Terus berkarya ya.”
“Semangat.” Kalimat motivasi itu silih berganti hadir. Pertanyaan pun memenuhi ruang pikiran.
“Apa iya, dari sekian banyak tulisan ecek-ecek saya, cuma itu yang bagus dan menarik minat pembaca?” 
***
Menulis merupakan sebuah aktifitas mengasah kekuatan berpikir agar ia semankin tajam. Dengan menulis, pemikiran akan terus berkembang. Namun satu hal yang mesti diingat, dalam menulis hendaknya kita punya sebuah prinsip yang dijadikan sebagai landasan. Hingga tulisan-tulisan yang dihasilkan lebih bermakna dan terjaga. Memiliki warna yang jelas sebagai seorang writer itu wajib.
Jika aktifitas penuangan pemikiran dalam untaian kata hanya didasarkan pada keinginan pembaca semata, maka kita akan menjadi seorang penulis yang tak tau arah. Bergerak mengikuti arah angin tanpa pegangan yang pasti. Apabila hal ini dilakukan, tentu lambat laut tingkat kreatifitas kita akan menurun. Bahkan sangat munkin ia akan hilang tanpa jejak.
Saya memiliki sebuah prinsip yang sampai hari ini masih saya anut jika ingin menulis. Hasil pemikiran yang akan dituangkan menjadi rangkaian kata nan apik harus mengandung makna kebaikan. Membawa manfaat untuk sipembaca serta diridhoi oleh Tuhan. Karena, saya yakin dan percaya bahwa apapun yang kita tulis akan dipertanggungjawabkan pada pengadilan tertinggi di hari akhir nanti.
Selain itu, setiap oretan kata yang dirangkai akan berdampak pada si penulis. Semua akan kembali padanya. Ketika kita mulai meramu kata penuh manfaat yang akan menjadi bacaan penggugah jiwa, maka persiapkan diri untuk mamanen hasil yang manis pada suatu saat nanti.
Begitu juga dengan seseorang yang memutuskan mewarnai sebuah tulisan penuh angkara murka yang akan membuat pembaca merasa sesak. Ia harus mempersiapkan mental untuk menuai hasil yang pahit pada suatu hari nanti.
Jadi, teruslah menulis. Bubuhkan bumbu-bumbu penuh manfaat pada tulisan. Agar Tuhan ridho dan kebaikan itu akan kembali pada diri sendiri.

Oretan pasca solat subuh ditemani hembusan angin dingin.
Kamis, 9 Juni 2020


NB. Ini tulisan sekai tulis ya guys. Belum dibaca ulang apalagi di edit. So, sediakan air hangat buat kamu yang mo baca. Untuk menetralisir rasa pusing yang mungkin muncul ketika tulisan ini mulai dibaca. Hehehe
Salam literasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar