Oleh : Herlin Variani,S.Pd.
“Sebaik-baik
manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR.Ahmad)
Kilas
balik dari beberapa tulisan sederhana yang telah disebar di media sosial, saya
melihat sesuatu yang dapat ditarik sebagai bahan pelajaran. Buah pemikiran yang
telah diungkapkan melalui rangkaian kata itu memiliki tema dan nuansa berbeda.
Mulai dari pengalaman pribadi hingga cerita lucu saya coba torehkan. Semua itu
menuai respon yang begitu variatif dari pembaca.
Ternyata
cerita yang mengundang gelak tawa lebih diminati. Jumlah like pada kisah kocak menempati posisi puncak. Bahkan pesan pribadi
berdatangan melalui media sosial yang saya punya. Para sahabat memberikan
respon positif dan dukungan penuh.
“Terus
berkarya ya.”
“Semangat.”
Kalimat motivasi itu silih berganti hadir. Pertanyaan pun memenuhi ruang
pikiran.
“Apa
iya, dari sekian banyak tulisan ecek-ecek
saya, cuma itu yang bagus dan menarik minat pembaca?”
***
Menulis
merupakan sebuah aktifitas mengasah kekuatan berpikir agar ia semankin tajam.
Dengan menulis, pemikiran akan terus berkembang. Namun satu hal yang mesti
diingat, dalam menulis hendaknya kita punya sebuah prinsip yang dijadikan
sebagai landasan. Hingga tulisan-tulisan yang dihasilkan lebih bermakna dan terjaga.
Memiliki warna yang jelas sebagai seorang writer
itu wajib.
Jika
aktifitas penuangan pemikiran dalam untaian kata hanya didasarkan pada
keinginan pembaca semata, maka kita akan menjadi seorang penulis yang tak tau
arah. Bergerak mengikuti arah angin tanpa pegangan yang pasti. Apabila hal ini
dilakukan, tentu lambat laut tingkat kreatifitas kita akan menurun. Bahkan
sangat munkin ia akan hilang tanpa jejak.
Saya
memiliki sebuah prinsip yang sampai hari ini masih saya anut jika ingin
menulis. Hasil pemikiran yang akan dituangkan menjadi rangkaian kata nan apik
harus mengandung makna kebaikan. Membawa manfaat untuk sipembaca serta diridhoi
oleh Tuhan. Karena, saya yakin dan percaya bahwa apapun yang kita tulis akan
dipertanggungjawabkan pada pengadilan tertinggi di hari akhir nanti.
Selain
itu, setiap oretan kata yang dirangkai akan berdampak pada si penulis. Semua
akan kembali padanya. Ketika kita mulai meramu kata penuh manfaat yang akan
menjadi bacaan penggugah jiwa, maka persiapkan diri untuk mamanen hasil yang
manis pada suatu saat nanti.
Begitu
juga dengan seseorang yang memutuskan mewarnai sebuah tulisan penuh angkara
murka yang akan membuat pembaca merasa sesak. Ia harus mempersiapkan mental
untuk menuai hasil yang pahit pada suatu hari nanti.
Jadi,
teruslah menulis. Bubuhkan bumbu-bumbu penuh manfaat pada tulisan. Agar Tuhan
ridho dan kebaikan itu akan kembali pada diri sendiri.
Oretan
pasca solat subuh ditemani hembusan angin dingin.
Kamis,
9 Juni 2020
NB.
Ini tulisan sekai tulis ya guys. Belum dibaca ulang apalagi di edit. So,
sediakan air hangat buat kamu yang mo baca. Untuk menetralisir rasa pusing yang
mungkin muncul ketika tulisan ini mulai dibaca. Hehehe
Salam literasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar